PURWOKERTO.SUARA.COM, CILACAP- Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah. Wilayahnya membentang dari ujung perbatasan Kabupaten Banyumas dan Kebumen sampai ujung batas Provinsi Jawa Barat.
Daerah ini berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat.
Jika mau bukti kabupaten ini sangat luas, jelajahlah menggunakan kendaraan dari ujung timur Kecamatan Nusawungu sampai ujung barat di Kecamatan Dayeuhluhur Cilacap yang berbatasan dengan Jawa Barat.
Anda akan merasakan berkendara bukan hanya melintas kecamatan, namun melintas kota bahkan provinsi. Jaraknya lebih dari 120 kilometer.
Yang menarik warga asli kecamatan ini adalah suku Sunda, meski secara administratif ikut wilayah Jawa Tengah.
Secara geografis maupun kebudayaan, daerah itu memang lebih dekat dengan Sunda.
Bayangkan, hanya butuh sekitar 30 menit bagi warga kecamatan ini untuk menjangkau pusat Kota Banjar Jawa Barat.
Sedangkan untuk menjangkau kota Cilacap atau pusat pemerintahan kabupaten, warga membutuhkan waktu 2,5 sampai 3 jam perjalanan.
Ini lah yang membuat Dayeuhluhur masih kental dengan nuansa Sunda. Intensitas pergaulan warga Dayeuhluhur lebih dominan dengan masyarakat sunda Jawa Barat ketimbang masyarakat Jawa atau Cilacap pada umumnya.
Budaya dan kesenian Sunda masih sangat kental dilestarikan di daerah ini. Baik dari bahasa yang menggunakan bahasa Sunda, maupun kesenian tradisional dan tradisi lainnya yang jauh dari budaya Banyumasan atau Jawa.
Jika tak percaya, datang lah ke kecamatan ini, anda akan merasakan bukan lagi berada di Cilacap atau Jawa Tengah karena warganya rata-rata berbahasa Sunda.
Karena jarak yang jauh dengan ibu kota kabupaten Cilacap, warga Dayeuhluhur dalam memenuhi kebutuhannya atau berbelanja sangat bergantung dari Kota Banjar.
Urusan pemenuhan kebutuhan ekonomi bisa darimana saja, bahkan melintas kabupaten.
Namun yang repot adalah urusan administratif pemerintahan hingga pembangunan.
Warga Dayeuhluhur mau tak mau harus menginduk ke Kabupaten Cilacap. Warga harus menempuh jarak seratusan kilometer untuk mengurus berbagai keperluan administratif yang berhubungan dengan pemerintahan di Kota Cilacap.
Perjalanan yang ditempuh ke kota Cilacap bukan hanya memakan waktu dan tenaga, namun juga ongkos yang cukup mahal.
Belum lagi jika hari itu urusan belum selesai di kota dan harus menunggu di hari berikutnya.
Warga harus bolak-balik dengan jarak perjalanan seratusan kilometer, atau terpaksa menginap di kota dengan mengorbankan biaya.
Makanya sempat ada wacana atau isu pemekaran wilayah Cilacap, yaitu Cilacap bagian Barat termasuk Kecamatan Dayeuhluhur di dalamnya, menjadi kabupaten tersendiri yang terpisah dengan Kabupaten Cilacap.***