PURWOKERTO.SUARA.COM, PURBALINGGA - Pada Minggu yang kudus itu, sinar mentari menembus jendela menerangi altar Gereja Katolik Paroki St Agustinus Purbalingga. Di depan altar, para mistikus cinta menari berputar menyelami pedalaman hati yang terdalam, tempat Sang Maha Kasih Bersemayam.
Pagi itu Gereja Katolik Paroki St Agustinus Purbalingga tengah merayakan pesta nama pelindung Santo Agustinus yang jatuh pada 28 Agustus dan ulang tahun Paroki pada 1 September. Perayaan berlangsung pada Minggu, 3 September 2023 di kompleks Gereja St Agustinus Purbalingga.
Yang tak biasa pada perayaan ini ialah kehadiran tarian sufi yang lekat dengan Islam. Mereka sengaja dihadirkan karena memang ada kesamaan dalam tari sufi yang meditatif dengan doa-doa dalam Agama Katolik.
"Tarian sufi dalam konteks dan kacamata Gereja Katolik kami melihatnya sebagai tarian meditatif, dalam Gereja Katolik ada doa-doa meditatif, ada perilaku meditatif," kata Pastor Paroki Purbalingga, RD FX Handy Kristian Adi Putra, Minggu 3 September 2023.
Baca Juga:Ratusan Pramuka Klampok Banjarnegara Ikuti Jambore, Yuk Intip Kegiatannya
Pada titik inilah Islam dan Katolik bertemu. Tari sufi menjadi penjembatan harmoni dua iman ini.
Melalui pentas tarian sufi ini, Romo Handy mengingatkan umat Katolik untuk senantiasa meresapi hubungan dengan Tuhan Yesus melalui doa-doa dan perilaku meditatif.
Ada tiga penari sufi yang menyajikan tarian sufi selama sekitar 10 menit. Menurut Romo Handy, kehadiran dan penampilan penari sufi dimaksudkan untuk mengenalkan seni dalam tradisi Islam kepada umat Katolik.
“Para sufi dalam tradisi Islam memiliki kedekatan secara personal dengan Tuhan. Tarian sufi merupakan ekspresi syukur dan cinta kepada Tuhan. Gerakannya mungkin terlihat monoton, berputar-putar, tetapi gerakan itu adalah ekspresi relasi mendalam dengan Tuhan,” ungkap Romo Handy.
“Bila dalam Katolik umat bernyanyi untuk memuji Tuhan, di kalangan para sufi dalam Islam memuji Tuhan lewat tarian,” tambah Romo Handy.
Baca Juga:Bukan Orang Sembarangan, Inilah Sosok Ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah
Dalam puncak acara, Uskup Purwokerto Mgr Christophorus Tri Harsono melantik pengurus Dewan Paroki St Agustinus Purbalingga dalam perayaan ekaristi di gereja. Selepas Misa, umat mengikuti perayaan syukur di aula.
Perayaan ulang tahun Paroki Purbalingga diikuti oleh sekitar 1000 umat. Mereka terdiri dari umat yang berada di pusat paroki atau di kota Purbalingga dan sekitarnya, serta umat Katolik dari stasi-stasi atau desa-desa.
Pada perayaan 87 tahun paroki, panitia mengajak umat untuk merefleksikan tema “Melayani Tuhan dengan Segala Kerendahan Hati.”
Paroki St Agustinus Purbalingga lahir pada tahun 1936. Paroki Purbalingga merupakan satu dari 26 Paroki di Keuskupan Purwokerto yang berada di wilayah Jawa Tengah bagian barat dan meliputi 12 kabupaten dan dua kota.
Dalam sejarahnya, Paroki St Agustinus Purbalingga pernah menjadi pusat keuskupan sebelum pada akhirnya pindah ke Purwokerto. ***