PURWOKERTO.SUARA.COM – Liga Indonesia belajar dari Thailand dan Singapura untuk pakai VAR. Bahkan PT Liga Indonesia Baru sudah melakukan riset ke dua negara itu.
Direktur PT LIB Ferry Paulus mengaku pihaknya sudah ditunjuk PSSI untuk menyiapkan VAR di Liga 1 Indonesia.
LIB dan PSSI menunjuk Asep Saputra, Deputy Director of Competition LIB sebagai Project Leader dalam VAR Project Team ini untuk mengurusi semua hal komunikasi dan pemenuhan syarat dari FIFA serta instalasi teknologi VAR.
Sesuai dengan panduan dari FIFA, setiap pihak yang akan menggunakan VAR harus melengkapi seluruh proses yang dinamakan Implementation Assistance and Approval Programme (IAAP).
Baca Juga:Tak Hanya untuk Penyedap Makanan, Daun Pandan Ternyata Memiliki Banyak Manfaat bagi Kesehatan
Ada 5 tahapan dalam IAAP, yakni Innitial Consideration, VAR Declaration, Preparation & Training, Approval Process, dan Monitoring.
"Kami telah melakukan kajian dan riset cukup panjang, kolaborasi dengan negara tetangga yang telah lebih dahulu menerapkan VAR," Kata Ferry dikutip laman resmi PT LIB pada Jumat, 26 Mei 2023.
Negara tetangga seperti Thailand dan Singapura jadi lokasi riset, hingga menetapkan Selected Technology Provider (STP) dari beberapa kandidat yang nantinya oleh PT LIB akan dicari strategi pendanaan untuk VAR ini.
"Tentu kami juga harus menyiapkan strategi pendanaannya, dan harapannya kita bisa jalankan dengan lancar, dan ada akselerasi hingga rencana VAR mulai diterapkan pada 2024, yang sudah masuk putaran kedua Liga 1 2023/2024,” jelasnya.
LIB memutuskan untuk melakukan desentralisasi VAR. Itu artinya, VAR Room akan dipasang di setiap stadion pertandingan Liga 1 2023/2024.
Baca Juga:Dipuji Perfecto Oleh Manajer Timnas Argentina, Begini Fasilitas Stadion GBK
Sebagai referensi, Thailand dan Singapura menerapkan sentralisasi, sehingga VAR Room mereka tidak ditempatkan di stadion, namun terpusat di satu area.
Sesuai dengan kajian dan perhitungan yang dilakukan LIB, model sentralisasi ini agak sulit dijalankan di Liga Indonesia karena ada tantangan faktor geografis dan infrastruktur jaringan.***