PURWOKERTO.SUARA.COM, PURBALINGGA - Rumah mungil di komplek Belik Kembar, Kelurahan Kembaran Kulon, Purbalingga yang selama ini sepi, kini terlihat ramai. Belasan anak didampingi orang tuanya mengapresiasi puluhan karya gambar di pameran bertajuk ”Polos” di sanggar Budidoyo milik Trisnanto Budidoyo SAg, seniman Purbalingga.
Pameran berlangsung selama tiga hari, mulai Minggu hingga Selasa, 21-23 Mei 2023. Sejak pameran dibuka, Sanggar Budidoyo ini seperti tak pernah sepi pengunjung. Para pegiat seni rupa, warga umum, siswa sekolah dari SD, SLTP, hingga SLTA turut mengapresiasi dari pagi hingga malam.
”Senang banget gambar saya dipasang di sini, dilihat banyak orang. Biasanya cuma di buku gambar, numpuk di rumah,” kata Muhammad Naufal Al Ayubi, siswa kelas I SD Negeri 1 Purbalingga Lor, putra sulung Anggi Widyasari.
Ayubi dan puluhan temannya menggambar sesuai karakter yang diinginkan. Lalu hasil karyanya dipajang pada pameran dalam rangka Hari Menggambar Nasional 2023 ini.
Baca Juga:Spasojevic Lebih Kagumi Cristiano Ronaldo Ketimbang Lionel Messi, Alasannya Sederhana
Terdapat 48 karya dari 27 peserta. Peserta pameran di antaranya adalah pelajar, baik yang masih duduk di bangku PAUD maupun SLTA. Selain itu juga ada beberapa karya perupa Purbalingga.
Koordinator Peluk & Kiss Wendro Tanjung mengatakan, selama ini peristiwa seni rupa bagi anak-anak, hanya lomba menggambar.
”Sangat jarang karya seni rupa anak-anak dilibatkan dalam sebuah pameran. Kami mencoba memberi wadah untuk itu,” ujar guru privat menggambar saat pembukaan, Minggu pagi, 21 Mei 2023.
Para pengunjung pameran tampak merasa senang usai mengapresiasi puluhan gambar. Tak sekedar soal gambar-gambar yang menarik karena keberanian anak-anak menuangkan karakternya, namun juga tempat pamer yang sederhana namun penuh makna.
Menurut Masruroh, ibu dari salah satu peserta pameran, Haidar Ilyas Rajendriya, pameran gambar anak kalau bisa kontinyu.
Baca Juga:Timnas Indonesia vs Argentina, Spasojevic: Nggak Tiap Hari Bisa Lawan Juara Dunia
”Ini sangat penting, anak-anak jadi senang dan termotivasi karena karyanya dihargai. Bentuk penghargaan bukan hanya saat juara dan mendapatkan hadiah, tapi pameran seperti ini jadi pengalaman penting bagi anak,” tuturnya.
Dengan memanfaatkan dua ruang sebuah rumah, pencahayaan yang menarik, dan penataan gambar yang rapi, membuat banyak orang penasaran.
Karena memang tidak ada ruang pamer seni rupa di Kabupaten Purbalingga. Para pemuda lah yang harus kreatif menghidupkan iklim berkesenian.
Nur Agustus dari Komunitas Perupa Blarak Purbalingga mengatakan, sangat menarik dari sisi materi karya yang dipamerkan.
”Pameran ini mewakili bagaimana perkembangan seni rupa anak-anak Purbalingga, karena terasa sekali kebebasan kreativitas anak di sini. Terasa sekali kebebasan tema, kebebasan media dalam menggambar. Hari ini awal ditancapkan, semoga terus tumbuh dan berakar, kemudian berbuah,” jelasnya.
Menggelar sebuah pameran seni, tidaklah mudah, karena dibutuhkan managerial yang baik. Tidak semua komunitas seni rupa mampu mengadakan pameran, terlebih di kota kecil seperti Purbalingga yang penuh dengan tantangan.
Pameran Menggambar ”Polos” ini diselenggarakan Komunitas Peluk & Kiss, didukung Sanggar Budidoyo dan CLC Purbalingga. ***