Hadapi Potensi Kekeringan, Dinpertan Purbalingga Siapkan Hal Ini untuk Para Petani

Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mengimbau petani di wilayah itu untuk mewaspadai dampak kekeringan terhadap sektor pertanian

Anik AS
Selasa, 23 Mei 2023 | 17:55 WIB
Hadapi Potensi Kekeringan, Dinpertan Purbalingga Siapkan Hal Ini untuk Para Petani
Ilustrasi kekeringan lahan di musim kemarau. ((Foto. Unsplash.com - Md Hasanuzzaman))

PURWOKERTO.SUARA.COM – Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mengimbau petani di wilayah itu untuk mewaspadai dampak kekeringan terhadap sektor pertanian pada musim kemarau 2023 yang riskan mengakibatkan gagal panen.

Kepala Dinpertan Kabupaten Purbalingga Mukodam di Purbalingga mengatakan berdasarkan data BMKG prediksi musim kemarau akan terjadi mulai pertengahan Juni.

“Ini dapat menimbulkan potensi kekurangan air atau kekeringan lahan pertanian jika tidak di respon dengan cepat," kata Mukodam dikutip Antara, Selasa 23 Mei 2023.

Berdasarkan data, lahan pertanian yang berpotensi mengalami kekurangan air di Kecamatan Kemangkon dengan luasan lahan mencapai kisaran 300 hektare atau 13 persen dari total luas lahan pertanian 2.200 hektare.

Baca Juga:Kemenag Akan Berangkatkan Jemaah Haji Mulai Besok : Ini Rincian Kloter yang Didahulukan

Menurut Mukodam, kondisi kekurangan air tersebut juga dimungkinkan dapat terjadi di Kecamatan Kaligondang, khususnya Desa Penolih, Cilapar, dan Tejasari dengan luas lahan sekitar 90 hektare.

"Langkah antisipasi yang kami siapkan adalah sosialisasi penghematan pemakaian air irigasi untuk pertanian dan pemeliharaan jaringan irigasi untuk meminimalisasi kebocoran air irigasi," ujarnya.

Selain itu, pihak Disperta juga menyiapkan bantuan pompanisasi berupa pinjaman pompa air dari Brigade Alat dan Mesin Pertanian (Alistan) Dinpertan Kabupaten Purbalingga serta batuan bahan bakar minyak (BBM) untuk pompanisasi.

Ia mengatakan sosialisasi kepada para petani terkait dengan antisipasi dampak kekeringan pada musim kemarau 2023 sudah mulai dilaksanakan.

Sosialisasi tersebut dilakukan mengingat potensi dampak kekeringan bagi tanaman padi yang saat ini sedang tumbuh adalah terhambat pertumbuhan dan bisa sampai kering atau puso jika tidak mendapat air sama sekali.

Baca Juga:Dapat Bonus Tambahan dari Pemprov Jatim, 86 Atlet dan Pelatih SEA Games Akui Hal Ini

"Oleh karena itu, kami siapkan antisipasi dengan pompanisasi agar tanah dapat tetap terjaga cukup basah, tidak harus tergenang," ujarnya.

Mukodam menerangkan langkah antisipasi lainnya berupa penyediaan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang tahun ini untuk sementara disiapkan bagi lebih dari 1.500 hektare sawah secara gratis.

Dalam hal ini, kata dia, petani tidak perlu membayar premi karena telah ditanggung oleh pemerintah.***

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak