PURWOKERTO.SUARA.COM Hari raya Idul Fitri dirayakan umat Islam dengan penuh kegembiraan. Berbagai ekspresi sukacita diungkapkan pada hari kemenangan tersebut. Dalam mengisi Idul Fitri, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan delapan kegiatan.
Dikutip dari NU Online, berikut 8 Kesunnahan saat Idul Fitri yang dapat umat Islam kerjakan
Saat momen lebaran, umat Islam akan melaksanakan shalat Idul Fitri. Shalat Idul Fitri hukumnya sunnah muakkadah bagi laki-laki maupun perempuan.
Baca Juga:Mudik 2023 Alami Kenaikan 8,7 Persen, Jasa Marga Sebut Alasan Ini
Shalat ini disunnahkan dilaksanakan secara berjamaah di masjid ataupun di lapangan jika masjid tidak dapat menampung jamaah pada waktu pagi setelah matahari terbit sampai masuk waktu dzuhur.
Salah satu dalil kesunnahannya adalah firman Allah dalam surat Al-Kautasar:
“Maka shalatlah kepada Tuhanmu dan berkurbanlah,” (QS. Al-Kautsar ayat 2).
2. Mandi
Laki-laki maupun perempuan disunnahkan untuk mandi pada hari raya Idul Fitri, sekalipun tengah haid ataupun nifas. Kesunnahan ini juga berlaku bagi yang tidak menghadiri shalat Idul Fitri, seperti orang sakit.
Baca Juga:Niat Zakat Fitrah Untuk Diri Sendiri dan Orang Lain
Waktu mandi ini dimulai sejak tengah malam Idul Fitri sampai tenggelamnya matahari di keesokan harinya. Namun, utamanya mandi ini dilakukan setelah terbit fajar.
Adapun niat mandi pada hari raya Idul Fitri adalah sebagai berikut.
“Aku niat mandi Idul fitri, sunnah karena Allah”.
3. Menghidupkan malam Idul Fitri dengan ibadah
Umat Islam dianjurkan menghidupi malam hari raya dengan shalat, membaca shalawat, membaca Al-Qur’an, membaca kitab, dan bentuk ibadah lainnya.
4. Memperbanyak bacaan takbir
Salah satu hal yang identik dengan Idul Fitri adalah kumandang takbir. Sebagian orang akan melakukan takbir secara bersama-sama.
Terdapat dua jenis takbir Idul Fitri. Pertama, muqayyad (dibatasi), yaitu takbir yang dilakukan setelah shalat, baik fardhu atau sunnah. Setiap selesai shalat, dianjurkan untuk membaca takbir. Kedua, mursal (dibebaskan), yaitu takbir yang tidak terbatas setelah shalat, bisa dilakukan di setiap kondisi. Takbir Idul Fitri bisa dikumandangkan di mana saja, di rumah, jalan, masjid, pasar atau tempat lainnya.
Waktu pelaksanaan takbir Idul fitri disunnahan dimulai sejak tenggelamnya matahari pada malam 1 Syawal sampai takbiratul Ihramnya imam shalat Id bagi yang berjamaah, atau takbiratul Ihramnya mushalli sendiri, bagi yang shalat sendirian.
Pendapat lain menyatakan waktunya habis saat masuk waktu shalat Id yang dianjurkan, yaitu ketika matahari naik kira-kira satu tombak (+ 3,36 M), baik Imam sudah melaksanakan Takbiratul Ihram atau tidak. (Syekh Sa’id Bin Muhammad Ba’ali Ba’isyun, Busyra al-Karim, hal. 426).
5. Jalan kaki menuju tempat shalat
Berjalan kaki menuju tempat shalat Idul Fitri hukumnya sunnah. Bagi yang tidak mampu berjalan kaki seperti orang tua, orang lumpuh dan lain sebagainya dapat menaiki kendaraan.
6. Membedakan rute jalan pergi dan pulang dari dan ke tempat shalat Idul Fitri
Rute perjalanan pergi dan pulang dari tempat shalat Id hendaknya berbeda. Dianjurkan rute keberangkatan lebih panjang dari pada jalan pulang. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari. Di antara hikmahnya adalah agar memperbanyak pahala menuju tempa ibadah. Anjuran ini juga berlaku saat perjalanan haji, membesuk orang sakit dan ibadah lainnya, sebagaimana ditegaskan al-Imam al-Nawawi dalam kitab Riyadl al-Shalihin.
7. Berhias
Idul fitri adalah waktunya berhias dan berpenampilan sebaik mungkin untuk menampakkan kebahagiaan di hari yang berkah itu. Berhias bisa dilakukan dengan membersihkan badan, memotong kuku, memakai wewangian terbaik dan pakaian terbaik.
Kesunnahan berhias ini berlaku bagi siapapun, meski bagi orang yang tidak turut hadir di pelaksanaan shalat Idul Fitri. Khusus bagi perempuan, anjuran berhias tetap harus memperhatikan batas-batas syariat, seperti tidak membuka aurat, tidak mempertontonkan penampilan yang memikat laki-laki lain yang bukan mahramnya dan lain sebagainya.
8. Memberi ucapan selamat
Hari raya adalah hari yang penuh dengan kegembiraan. Karena itu, dianjurkan untuk saling memberikan selamat atas kebahagiaan yang diraih saat hari raya.