PURWOKERTO.SUARA.COM Saat momen lebaran dimanfaatkan umat Muslim untuk berkumpul bersama keluarga, kerabat jauh, teman, atau kolega untuk melepas kerinduan dan bersilaturahim. Berkunjung ke rumah keluarga dan teman menjadi hal yang dinantikan saat Lebaran.
Dalam Syariat dianjurkan untuk menjaga silaturahim. Menjaga silaturahim memiliki hikmah dan keutamaannya yang luar biasa. Di antaranya dapat meluaskan rezeki dan memanjangkan usia.
Seringkali kegiatan berkunjung ke rumah keluarga menjadi kurang khidmat lantara tercederai sikap dan tindakan kita sendiri yang tak sepatutnya dilakukan.
Demi menjaga kekhidmatan silaturahim di saat lebaran, masyarakat yang akan mengunjungi saudara perlu mengetahui 10 adab bertamu dan silaturahim saat lebaran yang baik dalam tuntunan syariat.
Baca Juga:Tanpa Kontroversi, Warga Muhammadiyah Purbalingga Salat Ied di Alun-alun dengan Khidmat
Dikutip dari NU Online, berikut 10 adab bertamu dan silaturahim saat lebaran.
1. Niat Silaturrahim saat Lebaran
Saat berkunjung kepada seseorang, hendaknya disertai niat yang baik dan mulia. Misalnya, berbakti kepada orang tua dan memuliakan mereka jika yang dikunjungi adalah orang tua. Menyambung tali silaturahim, memperkuat ikatan sesama muslim, memenuhi undangan jika sebelumnya ada undangan, membahagiakan orang yang dikunjungi, dan sebagainya.
2. Waktu Silaturrahim
Saat berkunjung atau bertamu hendaknya tidak dilakukan pada waktu istirahat atau saat orang baru pulang bepergian. Tujuannya agar tidak mengganggu waktu istirahat dan kenyamanannya. Makanya, agar tuan rumah lebih siap, sebaiknya kita membuat janji atau jadwal terlebih dahulu.
Baca Juga:Ide Caption Idul Fitri 2023 untuk Media Sosial, Cocok Untuk Status WhatsApp, Instagram, dan Facebook
3. Tidak Terburu-Buru
Saat bertamu juga hendaknya tidak terlalu buru-buru, namun tidak pula terlalu terlama, kecuali diminta oleh tuan rumah.
4. Tidak Pilih-Pilih
Tidak membeda-bedakan atau memilih-milih orang yang dikunjungi, baik yang kaya maupun yang miskin, baik pejabat maupun sipil. Hanya saja, sudah menjadi tuntunan syariat dan budaya yang berlaku, yang lebih muda datang kepada yang lebih sepuh, bawahan datang kepada atasan, dan seterusnya.
5. Tidak Bermaksud Cari Makan Gratis
Kedatangan ke tempat seseorang atau ke suatu jamuan, jangan sampai dimaksudkan untuk memenuhi keinginan makan atau mencari kenikmatan hidangan secara gratis. Kendati disiapkan hidangan, terima dan cicipilah dengan senang hati meski merasa sedikit kenyang, menerimanya tidak berlebihan, berusaha menghabiskan makanan yang sudah di piring, dan selalu meluruskan niat, seperti mencari kekuatan ibadah, menuai keberkahan makan bersama, dan sebagainya.
6. Menjaga Sikap dan Sopan santun
Tetap menjaga sikap dan sopan santun di hadapan tuan rumah dan keluarganya, seperti mengucap salam, menyalami orang yang hadir, duduk di tempat yang diinginkan tuan rumah. Jangan sampai melontarkan candaan atau perkataan berlebihan yang sekiranya menyinggung perasaan tuan rumah. Jangan terlalu memperhatikan keadaan seisi rumah.
7. Tunjukkanlah perbuatan yang membahagiakan tuan rumah.
Demi membahagiakannya, saat berpuasa sekalipun pun kita diperbolehkan berbuka selama puasa yang ditunaikan adalah puasa sunah, bukan puasa wajib.
8. Menghindari Fitnah
Untuk menghindari fitnah, seorang laki-laki hendaknya tidak bertamu ke rumah seorang yang tuan rumahnya perempuan sendirian kecuali si laki-laki membawa istri atau keluarga istrinya yang lain.
9. Tidak Pamer Kekayaan
Memenuhi undangan, silaturahim, atau berkunjung kepada seseorang bukan ajang untuk pamer kekayaan atau barang yang kita miliki. Sebab, penampilan yang berlebihan bisa saja membuat orang yang dikunjungi merasa minder, malu, dan tidak nyaman. Maka berpenampilanlah secara sederhana dan seperlunya saja.
10. Membawa Bingkisan
Membawa bingkisan atau buah tangan, baik untuk si pemilik rumah, keluarga, atau anak-anaknya menjadi salah satu cara membahagiakan tuan rumah. Namun ini bukan satu keharusan, sehingga menjadi penghalang tercapainya silaturahim.