Begini Cara Kerja Tim DVI Polri, yang Bantu Ungkap Identitas Korban Dukun Pengganda Uang dari Banjarnegara

Para korban pembunuhan dukun Mbah Slamet alias Slamet Tohari di Banjarnegara, Jawa Tengah terus didalami

Anik AS
Sabtu, 08 April 2023 | 16:58 WIB
Begini Cara Kerja Tim DVI Polri, yang Bantu Ungkap Identitas Korban Dukun Pengganda Uang dari Banjarnegara
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto membuka posko aduan orang hilang untuk melacak identitas korban tewas dukun pengganda uang Banjarnegara, Rabu 5April 2023. (Dok. Polres Banjarnegara)

PURWOKERTO.SUARA.COM – Para korban pembunuhan dukun Mbah Slamet alias Slamet Tohari di Banjarnegara, Jawa Tengah terus didalami.

Bahkan baru-baru ini Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Tengah (Jateng) terus bekerja keras mengungkap identitas korban.

Sebab 12 Korban pembunuhan dukun pengganda uang yang telah teridentifikasi, terdapat tiga orang yang berasal dari luar kota.

Ketiganta antara lain Paryanto (53) asal Sukabumi, Jabar, dan pasangan suami istri Irsad (44) dan Wahyu Tri Ningsih (41) warga Pesawaran, Lampung.

Baca Juga:Hancur Perasaan, Pemuda Ini Dijemput Polisi Saat Asyik Nonton Bioskop dengan Pacar

Dikutip dari PMJ News, Pihak kepoisian hingga saat ini masih menyelidiki kesembilan korban lainnya untuk bisa diidentifikasi.

Bahkan untuk memudahkan proses tersebut Polda Jateng maupun Polres Banjarnegara membuka posko aduan baik secara langsung maupun melalui nomor.  

Tahapan yang dilakukan dipermudah dengan Tim Disaster Victim Identification (DVI) yang membantu untuk proses identifikasi korban.

Sekedar informasi, identifikasi mayat yang sudah tidak dikenali adalah proses yang sangat penting dalam investigasi kejahatan dan bencana.

Pada situasi seperti kasus dukun di Banjarnegara, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan identifikasi korban.

Baca Juga:Kantor Bupati Dogiyai Papua Tengah Kebakaran

Tim DVI Polri terdiri dari dokter forensik, ahli antropologi forensik, ahli odontologi forensik, dan ahli rekam medis.

Mereka bekerja secara terorganisir dan sistematis untuk memastikan identifikasi korban dilakukan dengan akurat dan cepat.

Proses identifikasi dimulai dengan pengumpulan data dari keluarga korban, seperti nama, usia, jenis kelamin, dan ciri fisik lainnya.

Selanjutnya, dokter forensik akan melakukan pemeriksaan jenazah untuk mencari tanda-tanda khusus yang dapat membantu dalam identifikasi, seperti bekas luka atau cedera, tato, atau ciri-ciri unik lainnya.

Ahli antropologi forensik akan memeriksa tulang dan gigi korban untuk menentukan usia, jenis kelamin, dan ras.

Ahli odontologi forensik akan memeriksa gigi korban dan mencocokkan dengan catatan gigi yang ada untuk memastikan identitasnya.

Ahli rekam medis akan mencocokkan data medis korban dengan data yang tersedia dari rumah sakit atau institusi kesehatan lainnya.

Jika korban memiliki identifikasi, seperti tanda pengenal atau kartu identitas, maka proses identifikasi dapat dilakukan dengan cepat.

Namun, jika korban tidak memiliki identifikasi, maka proses identifikasi dapat memakan waktu yang lebih lama dan lebih sulit.

Pada situasi bencana besar, seperti gempa bumi atau tsunami, Tim DVI Polri dapat bekerja dengan organisasi internasional dan negara-negara lain untuk membantu dalam proses identifikasi.

Mereka dapat mengirim sampel DNA ke laboratorium di luar negeri untuk mencocokkan dengan sampel dari keluarga korban.

Proses identifikasi korban adalah hal yang sangat penting untuk memberikan kepastian kepada keluarga korban dan untuk membantu dalam investigasi kejahatan atau bencana.

Tim DVI Polri bekerja dengan hati-hati dan profesional untuk memastikan identifikasi dilakukan dengan akurat dan cepat.***

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak