PURWOKERTO.SUARA.COM Momen PSM Makassar memastikan gelar juara liga 1 musim ini ternyata tidak disiarkan TV nasional. Hal ini membuat pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares kecewa.
Laga yang berlangsung Jumat (31/3/2023) malam antara Madura United vs PSM Makassar tidak disiarkan langsung di TV nasional. Sehingga masyarakat yang mengandalkan saluran TV nasional untuk menyaksikan pertandingan melawatkan momen juara Juku Eja.
Indosiar sebagai pemegang hak siar resmi BRI Liga 1 2022-2023, justru menyiarkan pertandingan Persija Jakarta vs Persib Bandung.
Dengan begitu, momen Juku Eja mengunci gelar juara tidak dapat dinikmati seluruh orang, terutama fans Juku Eja yang hanya mengandalkan saluran TV nasional untuk menonton pertandingan.
Baca Juga:Bazar Murah Karanganyar Purbalingga Diserbu Warga
PSM Makassar mengunci gelar juara liga 1 musim ini setelah mempermalukan Madura United di markas mereka sendiri di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Jumat (31/3/2023) dengan skor 3-1.
Kemenangan atas Madura United membuat PSM memastikan gelar juara musim ini meski masih menyisakan dua pertandingan sebelum BRI Liga 1 2022-2023 tuntas digelar.
Trofi liga 1 yang telah lama dinanti akhirnya menjadi milik PSM setelah terlahir kali merasakan juara pada 2000 atau 23 tahun silam.
Hal tersebut disesalkan Bernardo Tavares. Dia tidak habis pikir momen PSM Makassar mengunci gelar bersejarah itu tidak disiarkan langsung di TV nasional.
"Tidak dapat dipercaya bagaimana pertandingan kami yang akan meraih gelar juara tidak ditayangkan langsung di televisi. Sebagai orang asing, saya tidak bisa memahami hal ini," ujar Bernardo Tavares pasca laga, Jumat (31/3/2023).
Baca Juga:Akhirnya Kemenkeu Akui Kesamaan Data Transaksi Janggal dengan Mahfud MD, Tinggal Penegakan Hukumnya!
"Banyak orang di Makassar yang ingin merayakan ini, tetapi mereka tidak bisa menontonnya di televisi. Jadi, apakah ini Liga 1 Indonesia atau Liga Jawa?" tanya Bernardo.
Meskipun demikian, Bernardo Tavares telah sukses mengantarkan PSM Makassar menjaurai liga 1 musim ini.
Sang pelatih mampu memoles Juku Eja yang musim lalu sempat terseok-seok di zona degradasi sebelum mampu finis di peringkat ke-14.