Kasus Pembuangan Bayi di Purbalingga, Potret Rapuhnya Posisi Perempuan dalam Sistem Moral Patriarkal

Kasus pembuangan bayi di Purbalingga menyisakan kisah sedih perempuan di tengah pusaran sistem moral yang patriarkal.

Afgan Dirga
Senin, 27 Maret 2023 | 23:31 WIB
Kasus Pembuangan Bayi di Purbalingga, Potret Rapuhnya Posisi Perempuan dalam Sistem Moral Patriarkal
Kapolres Purbalingga merilis kasus pembuangan bayi di saluran irigasi Desa Karangnangka Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga, Senin 27 Maret 2023. (Foto: Dokumentasi Polres PurbaIingga)

PURWOKERTO.SUARA.COM, PURBALINGGA - Kasus ibu membuang bayinya hidup-hidup sesaat setelah melahirkan di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah mengoyak rasa kemanusiaan publik. Tak terbayang dorongan sebesar apa yang membuat seorang ibu sanggup melenyapkan hidup bayi yang dikandungnya selama sembilan bulan dan melahirkannya dengan susah payah.

Seorang ibu diberkahi naluri kasih sayang yang besar untuk melindungi dan membesarkan anaknya. Dalam khasanah Islam, dikisahkan Siti Hajar rela berlari ulang alik antara bukit Safa dan Marwah hingga tujuh kali demi seteguk air untuk Ismail, putra yang dinantinya bersama Nabi Ibrahim. 

Bunda Maria atau Siti Maryam mengandung Isa Almasih tanpa suami. Ia mempertahankan Isa meski harus menanggung cibiran dan hinaan seisi kota Jerusalem. 

Cerita Siti Hajar dan Maryam adalah kisah potret kasih ibu kepada anak sebagai gambaran betapa besar rahman dan rahim seorang ibu pada anaknya. Kasih sayang itu muncul secara alami sebagai berkah dari Sang Maha Rahim dan Rahman.

Baca Juga:Ngadu ke Ketua DPRD DKI, Eks TGUPP Anies Diduga Salah Gunakan Wewenang hingga Terancam Dipolisikan

Namun di Purbalingga, di negeri yang masyhur akan ketaatannya pada moralitas justru terjadi tragedi yang memilukan. Seorang ibu sanggup melarung bayi yang baru dilahirkan ke dalam saluran air di musim penghujan.

Ini adalah kisah YU (32), perempuan asal Mrebet Kabupaten Purbalingga. YU bekerja sebagai buruh pabrik di Purbalingga.

Purbalingga populer dengan industri rambut dan bulu mata palsu. Sebagian besar buruh pabrik yang dipekerjakan adalah perempuan. YU salah satunya.

Karena perempuan bekerja, biasanya lelaki tinggal di rumah untuk mengurus keperluan domestik. Segala pekerjaan rumah tangga seperti mengasuh anak, memasak, mencuci dan pekerjaan rumah lainya dikerjakan suami. 

Maka muncul istilah Pamong Praja, singkatan dari papa momong, perempuan bekerja. Istilah ini populer setelah industrialisasi berjalan di Purbalingga.

Baca Juga:5 Adab Sahur Bagi Umat Muslim, Mulai Menjaga Waktu Hingga Menghindari Makan yang Berlebihan

Pola istri bekerja dan suami di rumah bukanlah hal yang lumrah di masyarakat patriarki. Maka tak jarang terjadi cekcok antara suami dan istri hingga berujung perceraian.

Pergeseran peran antara suami dan istri ini memicu gesekan. Secara psikologis, ada semacam superioritas pada perempuan yang bekerja menghasilkan uang terhadap suami yang di rumah mengurus tugas domestik. Perempuan tak lagi bergantung pada suami dalam pemenuhan kebutuhan materi.

Di sisi lain, suami yang berposisi sebagai kepala rumah tangga merasa harga dirinya terinjak ketika istri lebih superior. Suami kehilangan rasa hormat sebagai pemimpin rumah tangga.

Pada situasi seperti ini, kesadaran saling memahami dan menghargai pentingnya peran pasangan sangat diperlukan. Sayangnya, komunikasi yang buruk menjadi kendala untuk masing-masing memahami dan menghargai baik tugas domestik maupun publik.

Maka yang terjadi kemudian adalah masing-masing mencari pemenuhan kebutuhannya sendiri-sendiri. Inilah yang kurang lebih terjadi pada YU.

YU mencari tambatan hati lain. Masalah muncul ketika keluarga dan suaminya tahu ada pria lain di hati YU.

Puncak konflik keduanya ialah ketika YU dikembalikan ke orangtuanya. Mereka pisah ranjang, bahkan pisah rumah, selama dua tahun. Meski demikian mereka belum resmi bercerai.

Sementara YU terus berhubungan dengan pemuda yang terpaut 9 tahun lebih muda. Selain muda, ia juga dari keluarga berkecukupan, putra juragan showroom sepeda motor bekas.

Singkat cerita YU hamil dengan kekasih gelapnya. Tanpa status suami istri yang sah, kehamilan ini menjadi semacam aib dalam pandangan masyarakat berkultur ketimuran. Khususnya bagi YU yang seorang perempuan.

Dalam moralitas ketimuran, perempuan lebih mudah dilabeli stereotip 'amoral' atau istilah serupa untuk menyebut perempuan yang tidak memiliki kehormatan. Sementara lelaki lebih kebal dari label yang sama meski perannya tak kurang besarnya.

Ketimpangan inilah yang kiranya menekan batin YU hingga sanggup menghabisi darah dagingnya seketika ia lahir ke dunia. Beban berat ada pada YU.

Ia tak sanggup menanggung malu lantaran mengandung janin dari hasil hubungan di luar nikah, meski dengan orang yang dipilihnya. 

Dengan kata lain, moralitas yang diskriminatif inilah yang pada akhirnya merenggut bayi laki-laki tak berdosa itu. YU dalam hal ini adalah korban dari sistem moral yang patriarkal, yang bias terhadap perempuan.

Namun itu bukanlah persoalan bagi aparat penegak hukum. Fakta itu tak masuk hitungan dalam proses penegakan hukum positif. Di mata hukum, siapa berbuat dialah yang harus bertanggungjawab.

Maka YU pun kini menanggung status tersangka. Ia dijerat UU perlindungan anak dan kini menghadapi ancaman hukuman 15 tahun penjara dan denda Rp 3 miliar. Lalu bagaimana dengan para lelaki yang terlibat dalam sengkarut sistem moral semu ini? Wallahu a'lam bissawab. ***

News

Terkini

Kabar Shin Tae-yong akan meninggalkan bangku pelatih Timnas Indonesia pun terus berkembang. Sederet nama pun bermunculan untuk menggantikan sosoknya.

Sport | 10:50 WIB

Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur memastikan pertandingan FIFA Matchday yang akan mempertemukan Timnas Indonesia melawan Palestina di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya

Sport | 22:22 WIB

Berikut tujuh langkah yang dapat kalian lakukan dalam penanganan awal saat ponsel terendam air

Lifestyle | 21:13 WIB

Indonesia dan Korea Selatan bekerjasama untuk membuat mobil listrik bermotif batik bebarengan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

Lifestyle | 20:46 WIB

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menambah kereta baru relasi Stasiun Surabaya Gubeng menuju Stasiun Gambir Jakarta via Yogyakarta

Sport | 20:23 WIB

Amalan Sunnah bulan Dzulhijjah dan keistimewaannya

Lifestyle | 19:32 WIB

Legenda-legenda sepak bola dunia berbagi ilmu kepada 50 pemain muda Timnas Indonesi

Sport | 16:23 WIB

Pendaftaran PPG (Pendidikan Profesi Guru) Prajabatan 2023 resmi dibuka mulai 31 Mei 2023

Lifestyle | 15:59 WIB

Kompetisi Liga Indonesia 2023/2024 akan segera bergulir. Format baru pun telah disiapkan dan disambut baik para stakeholder sepak bola Tanah Air. Regulasi baru akan diterapkan di kompetisis sepakbola nasional khususnya pada BRI Liga 1.

Sport | 15:04 WIB

Lemak yang berlebihan pada tubuh tidak hanya dapat mengganggu penampilan fisik, tetapi juga berpotensi menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas

Lifestyle | 14:38 WIB

"Terdapat korban satu jiwa, atas nama Tasya (10 tahun). Diketahui bahwa anak tersebut difabel."

Metropolitan | 10:41 WIB

Akibat insiden ini arus jalan tol sempat tersendat

Metropolitan | 10:10 WIB

Sampah-sampah tersebut menumpuk hingga memanjang sekitar 200 meter di sodetan tersebut.

Metropolitan | 13:26 WIB

Sukron menabrak pengendara motor hingga tewas di Slipi pada 25 April 2023 lalu

Metropolitan | 07:02 WIB

Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI) menggelar nonton bareng (nobar) Piala Dunia U-20 antara Brazil melawan Tunisia.

Metropolitan | 06:12 WIB

Lagu baru Tiara Andini berjudul "Tega" seolah menggambarkan kisah cintanya dengan Alshad Ahmad.

Gosip | 11:20 WIB

Denise Chariesta setiap hari dimaki oleh JK hingga tidak tahan dan memilih pulang ke Indonesia.

Gosip | 10:55 WIB

Putri Delina dikabarkan akan segera menyusul sang kakak, Rizky Febian untuk menikah.

Gosip | 10:46 WIB

Ternyata Wajah Deddy Crobuzier Bukan Mirip Squidward, Tapi Mirip Kartun Ini!

Gosip | 10:22 WIB

"Gak enak kan mas lepas dari anak dan istri, hati gak happy luar dalam," komentar netizen menyudutkan Arya Saloka.

Gosip | 09:54 WIB
Tampilkan lebih banyak