PURWOKERTO.SUARA.COM – Pasca kepemimpinan Erick Thohir terpilih menjadi Ketua umum PSSI berbagai pembenahan Sepak Bola Indonesia terus dilakuan secara berkala.
Bahkan PSSI menyodorkan 11 program untuk dijalankan oleh asosiasi provinsi (Asprov) terkait penyelenggaraan kompetisi grassroot putra dan putri, kompetisi usia dini, kursus kepelatihan, hingga pembinaan wasit.
Hal tersebut langsung disampaikan Erick Thohir ketua umum PSSI pada sarasehan sepak bola dengan asosiasi provinsi, yang berlangsung di Jakarta.
Dikutip Antara. Senin 20 Maret 2023, sebelas program tersebut meliputi Liga 3 Provinsi, kompetisi Soeratin U-17 dan U-14.
Baca Juga:Tari Jaipong, Budaya Sunda yang Mengakar di Cilacap
Ada juga sepak bola grassroot putra dan putri untuk usia U-9, U-10, U-11, dan U-12, Lalu kompetisi usia muda putri (Pertiwi U-14), Piala Pertiwi senior, pembaruan (update) registrasi pemain, pelatih, dan wasit dalam sistem PSSI.
Selain itu, juga ada tawaran untuk menyelenggarakan kursus kepelatihan minimal dua kategori (PSSI D dan AFC/PSSI C), menyelenggarakan kursus wasit minimal dua kategori (PSSI C3 dan C2).
Serta penyelenggaraan organisasi yang aktif, sistem organisasi yang terukur (terdapat badan yudisial, komite audit dan kepatuhan), dan perapihan administrasi keanggotaan PSSI.
“Semua itu kami diskusikan dengan asprov, banyak masukan dari mereka, kemudian kita mencari solusi bersama-sama,” kata Erick.
Di samping itu, Erick juga menyatakan bahwa FIFA telah memberikan 21 program wajib untuk PSSI. Ke-21 program itu mencakup kompetisi putra, kompetisi putri, tim nasional putra yang aktif, tim nasional putri yang aktif, kompetisi usia muda putra.
Baca Juga:Larangan Baju Bekas Impor Jadi Kontroversi, Begini Enam Cara Aman Memilihnya : Nomor 5 Bikin Geli
Ada juga kompetisi usia muda putri, tim nasional usia muda putra yang aktif, tim nasional usia muda putri yang aktif, registrasi melalui Teknologi Informasi, dan sistem manajemen kompetisi yang aktif dan diperbarui.
Terdapat pula program untuk mempromosikan dan mengembangkan perwasitan, membuat inisiatif lain, program safeguarding, integrasi prinsip anti diskriminasi, membuka budaya kepatuhan.
Sementara melawan segala bentuk manipulasi pertandingan, melawan segala bentuk doping, mengurangi aktivitas perusakan lingkungan.
Kemudian, menyediakan sistem penyelesaian sengketa pemain/pelatih lokal, memenuhi syarat minimal untuk kontrak pemain profesional, menyediakan lingkungan yang aman bagi peserta dan penonton pada saat pertandingan.
Tidak hanya itu pihaknya juga akan mengimplementasikan inisiatif apapun selain yang sudah disebutkan sebelumnya untuk meningkatkan tata kelola PSSI.
“Kita punya mimpi bersama. Tidak mudah tapi kita harus berani. Contoh pembinaan usia dini harus dimulai dari usia sembilan tahun, karena target persiapan event-event di tahun 2034 harus dari usia itu. Itu salah satu program yang tadi kita diskusikan dengan asprov,” tambah Erick.
Ini merupakan sarasehan kedua yang dilakukan Erick setelah diberi amanah untuk menjadi ketua umum PSSI. Sebelumnya, ia dan jajarannya telah melakukan sarasehan dengan para pemilik klub Liga 1 dan Liga 2 pada awal Maret.***