Scroll untuk membaca artikel
Jum'at, 17 Maret 2023 | 21:05 WIB

Bacaan Niat Puasa Ramadhan

Muzaki
Bacaan Niat Puasa Ramadhan
Puasa Nifsu Syaban

PURWOKERTO.SUARA.COM Sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadhan, umat Islam wajib membca niat terlebih dahulu. Niat menjadi rukun puasa yang harus dilakukan dalam puasa Ramadhan.

Dikutip dari nu.online, Imam Syafi’I berpendapat jika makan sahur tidak dapat menggantikan kedudukan niat, kecuali apabila terbersit (khathara) dalam hatinya maksud untuk berpuasa. (al-Fiqh al-Islami, III, 1670-1678).

Meski niat merupakan urusan hati, melafalkannya dapat membantu seseorang untuk menegaskan niat tersebut. Talaffudh berguna dalam memantapkan iktikad karena niat terekspresi dalam wujud yang konkret, yaitu bacaan atau lafal.

Beberapa redaksi lafal niat puasa yang dapat dibaca dikutip dari nu.online.

Baca Juga:Buntut Putusan PNSurabaya di Tragedi Kanjuruhan, Komisi Yudisial dalami Dugaan Pelanggaran Kode Etik

1.  

Nawaitu shauma ghadin ‘an ad’i fardhi syahri Ramadhna hdzihis sanati lillhi ta‘l.

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.” 

Kata “Ramadhana” dianggap sebagai mudhaf ilaihi sehingga diakhiri dengan fathah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarrnya. Sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr dengan alasan lil mujawarah.

2.    

Baca Juga:Pasca Erupsi Merapi, Masyarakat Perlu Mewaspadai Lahar Dingin : Ini 5 Cara Penanganan Awalnya

Nawaitu shauma ghadin ‘an ad’i fardhi syahri Ramadhna hdzihis sanata lillhi ta‘l

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.” 

Kata “Ramadhana” dianggap sebagai mudhaf ilaihi sehingga diakhiri dengan fathah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarrnya. Sedangkan kata “sanata” diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab atas kezharafannya.

3.    

Nawaitu shauma ghadin ‘an ad’i fardhi syahri Ramadhni hdzihis sanati lillhi ta‘l 

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.” 

Kata “Ramadhani” dianggap sebagai mudhaf ilaihi yang juga menjadi mudhaf sehingga diakhiri dengan kasrah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarrnya. Sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr atas badal  kata "hdzihi" yang menjadi mudhaf ilaihi dari "Ramadhani".   

4.    

Nawaitu shauma Ramadhna 

Artinya, “Aku berniat puasa bulan Ramadhan.” 

5.   /  

Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhna

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.”   

6.    

Nawaitu shaumal ghadi min hdzihis sanati ‘an fardhi Ramadhna

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.”

Perbedaan redaksi pelafalan tidak mengubah substansi lafal niat puasa Ramadhan.

Berita Terkait

Tag

terpopuler

Lifestyle

Terkini

Loading...
Load More
Ikuti Kami

Dapatkan informasi terkini dan terbaru yang dikirimkan langsung ke Inbox anda