PURWOKERTO.SUARA.COM, PURBALINGGA - SMA Negeri Kemangkon, Kabupaten Purbalingga menggelar bazar kuliner hasil karya siswa kelas 10, Kamis 16 Maret 2023. Bazar ini merupakan kegiatan akhir dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tema kewirausahaan.
P5 merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka untuk membentuk karakter pelajar. Ada tujuh tema dalam P5, yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhineka Tunggal Ika, Rekayasa Teknologi untuk Membangun NKRI, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Kewirausahaan, dan Suara Demokrasi.
"SMA Negeri Kemangkon sudah menerapkan tiga tema. Dan hari ini merupakan kegiatan akhir dari P5 tema Kewirausahaan," kata Kepala SMAN Kemangkon, Muhlasin SPd, Kamis 16 Maret 2023.
Pada tema kewirausahaan, siswa dibebaskan menentukan jenis kreasi yang ditampilkan dalam bazar kuliner. Selain melatih kreativitas dan kemandirian, keleluasaan ini juga bertujuan membentuk kepribadian siswa agar mampu bekerja dalam tim.
Baca Juga:Geger Penemuan Mayat Pria Bertato Mengapung di Kalimalang, Diduga Tewas 5 Hari Lalu
"Silakan pokoknya bebas, kami bebaskan anak berkreasi. Yang penting bagi kami proses, semangat gotongroyongnya, kerja sama sehingga karakter anak terbentuk," ujar dia.
Mahfiroh Endriani, guru pendamping siswa, menjelaskan pada tema kewirausahaan siswa dibekali teori sebelum akhirnya praktik langsung. Dalam materi teori, siswa diajarkan perencanaan bisnis, marketing hingga manajerial keuangan.
Siswa mendapat teori selama kurang lebih tiga bulan, mulai Januari hingga Maret. Dan hari ini merupakan praktik dari teori yang sudah diajarkan sebelumnya.
P5 diterapkan hari Senin hingga Kamis. Hari Senin dan Selasa jam ke 9-10. Hari Rabu dan Kamis jam ke 7-10.
"Kami memang mengarahkan ke kuliner. Tapi untuk produknya bebas sesuai kreativitas masing-masing," kata dia.
Baca Juga:Gacor di Klub, 3 Pemain Ini Patut Jadi Starter Saat Timnas Indonesia Hadapi Burundi di FIFA Matchday
Pada tema kewirausahaan siswa diminta untuk menganalisis potensi lokal yang bisa diolah menjadi produk unggulan. Jika di sekitar tempat tinggal siswa ada produsen gula kelapa, maka siswa bisa berkreasi menggunakan bahan baku gula kelapa.
"Kami juga menugaskan siswa membuat pamflet menu yang akan disajikan pada bazar hari ini. Pamflet ini wajib dicetak untuk menghias stand masing-masing," tuturnya.
Pada bazar kuliner ini, siswa diharuskan membuat di sekolah. Ini sebagai bukti produk mereka benar-benar hasil karya mereka sendiri.
"Jadi kami bisa menilai kerja sama, gotong royong dan kreativitas siswa melalui proses memasak di sekolah," katanya.
Yazid Fahri, satu di antara siswa kela 10 yang mengikuti bazar kuliner ini mengatakan, awalnya mereka berdiskusi menentukan jenis kuliner yang akan dipasarkan.
Pertimbangan dalam menentukan produk makanan di antaranya tren. Ia memilih menu yang sedang hits di kalangan anak muda sesuai segmen pasarnya.
"Kami bikin pisang krispi sama pink lava jelly," ucapnya.
Yazid dan timnya membandrol pisang krispi dengan harga Rp ribu per kemasan. Satu kemasan berisi tiga potong pisang krispi.
"Kami memilih pisang krispi karena bahanya melimpah dan murah," ujarnya.
Sementara Pink lava jelly dipilih karena menurut pengamatan mereka, minuman ini sedang viral di kalangan anak muda.
"Tapi yang habis duluan justru pisang krispinya," katanya.
Dari penjualan pisang krispi, Yazid dan kawan-kawan mengantongi Rp 200 ribu lebih. Sementara modal mereka hanya kisaran Rp 150 ribu.
"Alhamdulillah sudah untung," tuturnya.
Untuk mendukung bazar kuliner, sekolah menutup sementara kantin sekolah agar siswa dan guru membeli kuliner karya siswa. Selain itu, siswa kelas 11 dan 12 juga dilibatkan dengan peran yang berbeda.
Siswa kelas 11 ditugasi meliput kegiatan dan membuat berita untuk dipublikasikan sendiri. Sementara siswa kelas 12 membuat pentas seni budaya untuk memeriahkan bazar kuliner.
Dengan demikian, ada kolaborasi dari setiap tingkatan untuk mendukung kegiatan P5 kewirausahaan. Masing-masing kegiatan terkait dengan tujuan akademik, baik kegiatan kejurnalistikan maupun seni budayanya.***