Sebar Semangat Literasi, MVAT dan Yayasan Lontar Gelar Nobar Film Dokumenter Ahmad Tohari

Museum Virtual Ahmad Tohari (MVAT) yang bekerja sama dengan Yayasan Lontar. Keduanya mengajak warga Kabupaten Banyumas untuk nonton bareng (Nobar) film dokumenter tentang sastrawan dan budayawan asal Banyumas, Ahmad Tohari

Anik AS
Selasa, 10 Januari 2023 | 22:23 WIB
Sebar Semangat Literasi, MVAT dan Yayasan Lontar Gelar Nobar Film Dokumenter Ahmad Tohari
Ilustrasi - Nonton bareng film dokumenter tentang Ahmad Tohari. ((Foto Antaranews.com))

PURWOKERTO.SUARA.COM – Menyebar semangat literasi dengan melibatkan berbagai kalangan termasuk pelajar menjadi hal cukup penting pada dewasa kini. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan keberlanjutan kepenulisan pada generasi muda.

Upaya itu ternyata ditangkap peluangnya oleh Museum Virtual Ahmad Tohari (MVAT) yang bekerja sama dengan Yayasan Lontar. Keduanya mengajak warga Kabupaten Banyumas untuk nonton bareng (Nobar) film dokumenter tentang sastrawan dan budayawan asal Banyumas, Ahmad Tohari.

Kemal F Ramadhan, Program Manager MVAT mengatakan pihaknya berkolaborasi dengan Yayasan Lontar berupaya meningkatkan pengetahuan dan pendidikan kesusastraan Indonesia melalui nobar film dokumenter.

Satu film yang disuguhkan ialah film berjudul Ahmad Tohari Kesaksian Tanpa Batas (2004) yang menjadi bagian dari arsip dan dokumentasi maestro sastra Ahmad Tohari.

Baca Juga:Megawati yang Puji Dirinya Sendiri Cantik, Ini Potretnya Saat Muda

"Pemutaran film dokumenter tersebut akan dilaksanakan di Prakerta Kopi, Jalan HR Boenyamin, Purwokerto, pada Rabu (11/1) pukul 19.00 WIB, dan terbuka untuk umum," katanya dikutip Antara. Selasa, (10/01/2023).

Ia mengatakan film dokumenter yang diproduksi pada tahun 2004 oleh Yayasan Lontar dengan sutradara Shanty Harmayn itu merupakan bagian dari seri On The Record Tokoh Penulis Indonesia.

Menurut Kemal, film tersebut mengangkat kepengarangan Ahmad Tohari sebagai tokoh penting dalam sejarah sastra Indonesia.

"Alur film dibangun dengan mengetengahkan aspek psikologis, latar belakang, hingga proses kreatif Ahmad Tohari penulis novel Kubah dan Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk yang berwarna geger politik 65," jelasnya.

Ia menjelaskan film dokumenter tersebut juga mengetengahkan pandangan akademisi dan sastrawan yang menekankan sikap kritis religius Ahmad Tohari sebagai sosok yang lahir serta tumbuh di lingkungan santri.

Baca Juga:Siapkan untuk Venue Pertandingan Piala Dunia U-20, Pemkot Surakarta Renovasi Stadion Manahan

Selain sebagai tindak lanjut dari program pengenalan Museum Virtual Ahmad Tohari, kata dia, kegiatan nobar tersebut juga ditujukan untuk menegaskan sosok penting Ahmad Tohari dalam kancah kesusastraan Indonesia.

Selama ini, lanjut dia, Yayasan Lontar bergerak sebagai organisasi nirlaba yang konsisten mempromosikan sastra dan budaya Indonesia. Sebab lebih dari dua dekade, sejak 1987, Yayasan Lontar menjadi satu-satunya organisasi di dunia yang fokus untuk mempromosikan Indonesia.

Hal tersebut dilakukan melalui penerjemahan sastra. Salah satu bentuk kerja sama dari MVAT ialah dengan Yayasan Lontar adalah dengan memutarkan film tersebut kepada khalayak luas utamanya yang ada di Kabupaten Banyumas.

Sementara bagi MVAT film  Ahmad Tohari Kesaksian Tanpa Batas  merupakan arsip penting yang menegaskan kepengarangan Ahmad Tohari sebagai bagian dari tonggak perkembangan sastra Indonesia.***

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak