PURWOKERTO.SUARA.COM, BANYUMAS- Banyumas bukan hanya dikenal dengan destinasi wisata yang menawan. Daerah itu juga memiliki banyak kuliner khas. Di antaranya Badeg.
Badeg berasal dari bunga kelapa atau dalam bahasa Jawa disebut Manggar.
Manggar saat disadap diambil air niranya. Air nira kelapa itu biasa diolah menjadi gula kelapa. Atau dibuat minuman segar (Badeg) baik untuk konsumsi sendiri atau dijual.
Cara mendapatkan badeg cukup susah karena harus memanjat pohon kelapa dulu, lalu memasang wadah untuk menampung air niranya. Kemudian baru diambil keesokan harinya jika airnya sudah penuh.
Baca Juga:Resep dan Cara Membuat Bumbu Sate Anti Gagal
Rumitnya mendapatkan air nira membuat tak banyak orang menggeluti profesi membuat badeg.
Meksi jarang ditemukan, es badeg saat ini masih bisa dijumpai penjualnya di Banyumas.
Penjual menjajakannya pun dengan cara yang khas. Wadah badeg terbuat dari bambu yang panjang atau disebut pongkot.
Dulu bambu itu biasa diikat di bagian belakang sepeda penjual lalu berkeliling menjajakannya.
Badeg tidak dijual per pongkor tapi per gelas. Satu pongkor bisa untuk beberapa gelas es badeg.
Baca Juga:Penting, Mulai Januari 2023 Pengguna Windows 7 dan 8.1 Tak Bisa Gunakan Micrososft Edge Lagi
Segelas es badeg biasanya dibanderol dengan harga murah dari Rp 3.000 sampai 5.000.
Warna badeg mirip seperti air kelapa, tidak begitu bening, atau sedikit keruh. Aromanya memang tidak sedap, atau dalam istilah Jawa badeg. Makanya minuman ini dinamakan badeg.
Namun rasanya jangan ditanya, segar dan tak kalah dengan air kelapa muda. Hanya lebih manis meski tidak dicampur gula.
Makanan penyerta es badeg biasanya Cimplung, yakni ketela yang direbus bersama badeg.
Sama halnya badeg, Cimplung kini sudah jarang dijumpai penjualnya. Padahal rasa manis, empuk, dan enak dimakan saat masih hangat. Di desa, makanan ini masih biasa disajikan untuk tamu sebagai hidangan spesial.