Korban Tewas dalam Tragedi Itaewon Mayoritas Wanita, Ini Alasannya

Tragedi Itaewon saat perayaan Halloween merenggut 154 korban jiwa. Beberapa hari setelah peristiwa nahas itu muncul pertanyaan mengapa korban tewas kebanyakan adalah wanita. Berikut penjelasannya.

Muzaki
Sabtu, 05 November 2022 | 22:09 WIB
Korban Tewas dalam Tragedi Itaewon Mayoritas Wanita, Ini Alasannya
Tragedi Itaewon saat perayaan Halloween

PURWOKERTO.SUARA.COM Tragedi Itaewon saat perayaan Halloween merenggut 154 korban jiwa. Beberapa hari setelah peristiwa nahas itu muncul pertanyaan mengapa korban tewas kebanyakan adalah wanita. Berikut penjelasannya.

Berdasarkan Korea Herald, hampir dua pertiga pengunjung yang tewas dari tragedi Itaewon adalah perempuan. Total korban tewan berjenis kelamin perempuan berjumlah 98 orang. Sementara korban pria berjumlah 56 orang.

Angka ini menimbulkan pertanyaan mengapa kecelakaan seperti itu justru lebih fatal bagi wanita daripada pria. Ahli medis menyatakan, faktor utama lebih banyak korban perempuan dalam tragedi Itaewon karena tubuh wanita lebih kecil dan kekuatan fisik yang lebih rentan cedera ketika ada kerumunan.

Para wanita membutuhkan pernafasan dan otot diafragma wanita cenderung lebih lemah daripada pria. Park Jae-Sung, profesor pencegahan kebakaran dan bencana di Universitas Soongsil Cyber mengatakan kekuatan melawan tekanan perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Faktor inilah yang menjadi salah satu penyebabnya.

Baca Juga:Kronologi 30 Penggemar Pingsan saat Konser NCT 127, Desak-desakan Rebutan Bola Membe

Mengutip suara.com, berdasarkan National Health Institute Service, pria Korea memiliki tinggi rata-rata sekitar 170,6 cm dengan berat 72 Kg sedangkan wanita Korea memiliki rata-rata adalah 157.1 cm dengan berat 57.8 Kg.

Profesor Ilmu Kerumunan G. Keith Still dari University of Suffollk Inggris Selatan membeberkan jika wanita memiliki kerangka yang lebih kecil daripada pria. Para saksi mata melihat beberapa pria berhasil melarikan diri ke toko terdekat, tetapi wanita tidak.

Hong Ki-jeong yang merupakan seorang profesor pengobatan darurat di Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul mengatakan sebagian besar kematian disebabkan oleh serangan jantung karena asfiksia.

Asfiksia secara sederhana merupakan kondisi orang mati lemas dan tidak dapat bernafas. Petugas penyelamat setempat pun mengetahui sebagain besar korban tidak responsif terhadap CPR mati lemas.

Ketika terkena serangan jantung, lima menit pertama adalah masa yang paling menentukan. Setelah itu, akan terjadi kerusakan otak. Jika dalam 10 menit tidak ditangani, maka kerusakan menjadi permanen.

Baca Juga:Hayya Hayya Lagu Resmi Piala Dunia 2022, Ini Lirik dan Terjemahannya

Saat Tragedi Halloween Itaewon, waktu kritis para korban berlalu begitu saja karena petugas memerlukan waktu beberapa menit untuk mengeluarkan mereka dari mayat yang menimbun. Hal ini pun menjawab pertanyaan mengapa korban tewas di Tragedi Halloween Itaewon mayoritas wanita.(iruma cezza)

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak