Ngeri, Kronologi Anak Bantai Ayah dan Satu Keluarga di Lampung Gegara Rebutan Warisan

Total ada lima korban tewas yang ditemukan. Empat korban dikubur lalu dicor dalam septic tank. Sedangkan satu korban lainnya ditemukan terkubur di kebun singkong.

Muzaki
Sabtu, 08 Oktober 2022 | 09:05 WIB
Ngeri, Kronologi Anak Bantai Ayah dan Satu Keluarga di Lampung Gegara Rebutan Warisan
pembunuhan satu keluarga di Lampung

PURWOKERTO.SUARA.COM, LAMPUNG- Penemuan mayat satu keluarga di dalam septic tank membuat heboh. Warga Desa Marga Jaya, Kecamatan Negera Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung dihebohkan dengan penemuan mayat satu keluarga di dalam septic tank. Para korban yang dicor di dalam septic tank itu ternyata yang  dikabarkan hilang sejak setahun lalu. 

Total ada lima korban tewas yang ditemukan. Empat korban  dikubur lalu dicor dalam septic tank. Sedangkan satu korban lainnya ditemukan terkubur di kebun singkong. 

Saru keluarga yang menjadi korban itu meliputi Zainudin selaku kepala keluarga, Siti Romlah (ibu), Wawan (anak), Juwanda (adik) dan seorang lagi anak perempuan umur 5 tahun.

Polisi memastikan mereka dibunuh. Polisi pun telah menetapkan dua tersangka  dalam perkara itu.  Motif pembunuhan keluarga yang telah hilang selama setahun itu pun terungkap, diduga  karena rebutan harta warisan. 

Baca Juga:Tak Jatuhkan Sanksi atas Tragedi Kanjuruhan, FIFA dan Indonesia Akan Kolaborasi Benahi Sepakbola Tanah Air

Kedua tersagka adalah Dicky Wahyudi (17) dan Erwinudin (38). Mereka adalah anak dan ayah kandung yang masih memiliki hubungan keluarga dengan korban.

“Para korban ini adalah saudara tiri dan ayah serta kakek dari pada pelaku," kata Kapolres Way Kanan AKBP Teddy Rachesna pada Kamis (6/10/2022).

Polisi mengungkap, Erwin membunuh empat korban pertama seorang diri. Ia membunuh tiga korban menggunakan kapak, lalu membunuh keponakannya dengan cara dicekik hingga tewas. 

"Erwin pelaku tunggal dalam pembunuhan empat korban lainnya yang berstatus ayah kandung, ibu tiri, kakak kandung serta keponakannya," ungkap Teddy. 

Keempat korban dibuang ke sumur yang sudah digunakan sebagai septic tank di belakang rumah. Pelaku kemudian menutup dan mengecornya menggunakan semen. 

Baca Juga:Menang 2-0 Atas Palestina, Timnas Indonesia Kokoh di Puncak Klasemen Grup B

Kronologi Pengungkapan

Teddy mengatakan,  pengungkapan kasus ini berawal saat polisi mendapat laporan orang hilang pada 1 Juli 2022 lalu. Korban terakhir, Juwanda yang sudah hilang kabar sejak 24 Februari 2022, baru dilaporkan beberapa bulan kemudian.

Polsek Negara Batin lalu melakukan penyelidikan hingga mencurigai satu orang pelaku, Dicki.

Dari pengakuan Dicky, ia terlibat dalam pembunuhan terhadap Juwanda yang merupakan adik tirinya.  Dari keterangan Dicky, Juwanda dibunuh dengan cara lehernya dipukul menggunakan besi panjang sekitar 1,5 meter ketika korban sedang tidur di dalam rumah.

Setelah tak berdaya,  leher korban  diikat menggunakan tali lalu diseret ke dapur. 

“Sampai di dapur korban sudah tidak bernyawa lalu korban diangkut menggunakan mobil pikap dibawa ke areal kebun singkong dan dikubur oleh pelaku," ujar Teddy.

Polisi lalu menelusuri empat korban yang ditemukan di dalam septic tank. Erwin dan Dicky pun akhirnya mengaku sebagai pembunuh satu keluarga tersebut.

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak