PURWOKERTO.SUARA.COM, Peretas atau hacker Bjorka saat ini masih jadi perbincangan di dunia maya. Dikutip dari suara.com, Bjorka beraksi dengan klaim membobol sejumlah data penting, seperti dokumen pembunuhan aktivis Munir, identitas pribadi Menkominfo Johnny G Plate, dokumen Presiden hingga ancaman penyebaran data MyPertamina.
Banyak yang memertanyakan motif Bjorka melakukan peretasan itu. Melihat cuitan dari akun Twitter Bjorka, ia sepertinya ingin Pemerintah Indonesia menyadari kelemahan keamanan digitalnya.
"Saya hanya ingin menunjukkan betapa mudahnya bagi saya untuk masuk ke berbagai pintu karena kebijakan perlindungan data yang buruk. Apalagi jika dikelola oleh pemerintah. saya punya teman orang indonesia yang baik di Warsawa, dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya indonesia. Aku melakukan ini untuknya," ujar dia, dalam bahasa Inggris.
Pengamat Keamanan Cyber Pratama Persadha menilai, ada dasar hukum untuk menjerat orang di balik Bjorka. Ia bisa dijerat dengan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Aparat penegak hukum bisa menangkapnya namun membutuhkan kerjasama dengan negara lain.
Masalahnya, menurutnya, hacker Bjorka pandai menyembunyikan jejak sehingga akan sulit ditangkap, maupun diungkap identitas siapa sosok di balik akun itu.
“Menangkap hacker profesional susah sekali, butuh kerjasama dengan negara lain yang punya akses profiling aktor hacker,”katanya