Heboh Kontroversi Nama Candi Asu di Magelang, Begini Penjelasannya

Asu yang dimaksud pada penamaan candi itu bermakna Aso (beristirahat).Jadi sebenarnya aso bukan asu. Tapi karena telanjur salah kaprah, masyarakat sekitar menamakan Candi Asu.

Khoirul Muzaki
Minggu, 26 Juni 2022 | 10:58 WIB
Heboh Kontroversi Nama Candi Asu di Magelang, Begini Penjelasannya
suara.com

PURWOKERTO.SUARA.COM, MAGELANG- Nama sebuah candi di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Magelang kontroversial. Nama tempat pemujaan itu mirip dengan nama hewan anjing atau dalam bahasa Jawa,  Asu. Sering. Letak candi Asu di lereng sebelah barat Merapi, yang diperkirakan berhubungan dengan ritus pemujaan masyarakat Mataram Kuno.  


Juru Pelihara Candi Pendem Jumat mengatakan, kawasan yang dikenal sebagai kompleks candi Sengi ini terdiri dari Candi Pendem, Candi Asu, dan Candi Lumbung. Setiap candi memiliki fungsi ritual sendiri yang dihubungkan dengan siklus tanam padi.

 
Di Candi Pendem misalnya, masyarakat kuno Merapi menggelar ritual pemujaan untuk mengawali masa tanam padi. Mereka meminta hasil panen melimpah kepada Dewi Sri.  Setelahnya, pada masa perawatan, mereka menggelar ritual pemujaan di Candi Asu. 


Ia mengakui banyak yang salah menafsirkan penamaan Candi Asu. 

Baca Juga:PSI Sentil Mendag Zulhas Kerap Tampil di Media Tapi Tak Selesaikan Mafia Minyak Goreng


"Nama Candi Asu ada beberapa versi. Kalau lihat di Google, dinamakan Candi Asu karena di sekitarnya dulu banyak anjingnya. Itu persepsi yang salah,”katanya dilansir dari suara.com


Ada juga versi lain yang menyebut nama Candi Asu dari temuan arca nandi (sapi) berukuran kecil yang bentuknya tak lagi sempurna. Karena bentuk yang tak sempurna itu, warga mengira patung nandi tersebut adalah arca anjing atau asu dalam bahasa Jawa.


Arca nandi sendiri sejak lama sudah tak berada di tempatnya, meski sempat tercatat.
Parahnya, ada yang salah persepsi menghubungkan Candi Asu dengan mitos Dewindani, seorang putri yang dihukum karena mengumbar nafsu seksual.      


Jumat mengatakan, Asu yang dimaksud pada penamaan candi itu bermakna Aso (beristirahat). 
“Jadi sebenarnya ‘aso’ bukan ‘asu’. Tapi karena telanjur salah kaprah, masyarakat sekitar menamakan Candi Asu.”

Makna ngaso candi itu juga dikaitkan sebagai “tempat istirahat” Maharaja Rakai Kayuwangi, penguasa tanah perdikan lereng Merapi pada masa Mataram Hindu.   


Banyak orang meyakini, di Candi Asu jasad Rakai Kayuwangi dimakamkan. “Di sini tanah perdikannya Rakai Kayu Wangi. Dia diberi (wilayah kekuasaan) oleh Raja Mataram Hindu.”

Baca Juga:Tawuran Antarpelajar Pecah di SMK Telkom Purwokerto, Ini Pemicunya

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak